Gudeg
Sumber : Dokumentasi “Gudeg Yu Djum”
Nomor Sertifikat Penetapan : 85162/MPK.E/D0/2015 
Nama Karya Budaya : Gudeg
Domain : Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Tahun Penetapan : 2015
Nama komunitas/organisasi/ asosiasi/badan/paguyuban/kelompok sosial/atau perorangan yang bersangkutan

: Paguyuban Gudeg Wijilan

: Sentra Makanan Khas Gudeg Barek     

Nama Maestro

: Eni Hartono (Penerus GudegYudjum)

: Liesdiyah Dharmawati (pelopor pedagang Gudeg WIjilan)

: Bu Slamet (pendiri Gudeg Bu Slamet)

 

Deskripsi Singkat:

Gudeg merupakan makanan khas Yogyakarta dengan berbagai macam pengembangan vasiasi yang melekat di dalamnya. Gudeg juga terdapat di beberapa bagian Jawa lainnya seperti Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Namun Yogyakarta yang berhasil membawa makanan ini menjadi bagian dari identitas dan ciri khas makanan wilayahnya. Penjual gudeg tumbuh seiring dijadikannya gudeg sebagai ikon Yogyakarta. Kekhasan gudeg Yogyakarta lebih kepada rasanya yang manis, warnanya yang coklat tua dan kemerahan, dan santannya yang kental (areh). Penyajian gudeg biasanya dilengkapi dengan lauk seperti ayam, telur, tahu, atau tempe yang sudah direbus dengan bumbu-bumbu tertentu (bacem), serta kelengkapan lain seperti sambal goreng krecek dan areh. Gudeg dan kelengkapannya ini seolah-olah sudah menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam penyajiannya. Bahan dasar gori (nangka muda) maupun rebung. Gudeg membutuhkan waktu yang lama hingga ber jam-ham dalam proses memasaknya sehingga dapat menghasilkan rasa dan warna yang berbeda serta relative lebih awet dibandingkan sayur gori. Dilihat dari proses memasaknya, gudeg dikenal dengan dua jenis, yakni gudeg basah dan gudeg kering.

Berdasarkan kisah yang ditulis dalam serat Centhini, diperkirakan bahwa gudeg sudah dikenal sejak abad 16 atau 17. Walaupun gudeg belum dapat dilacak tentang awal keberadaan gudeg, dapat dipastikan gudeg sudah dikenal jauh sebelum Kesultanan Yogyakarta berdiri. Pada Serat Centhini juga diceritakan bahwa gudeg sudah menjadi makanan yang dijual para penjaja saat ada  keramaian yang dilengkapi dengan pertunjukan wayang dan hidangan saat menjamu para tamu di wilayah pedesaan Jawa. Saat ini, keberadaan penjual gudeg sebagai komoditas makanan bagi para wisatawan telah membentuk “Sentra Makanan Khas Gudeg” salah satunya di Wijilan. Sementara itu, beberapa penjual gudeg yang legendaris antara lain : Gudeg Yu Djum, Gudeg Bu Tjitro, Gudeg Bu Slamet dan masih banyak lainnya.

Dirangkum dari Argo Twikromo, “Gudeg dalam Pertautan Keharmonisan” dalam Goresan Peradaban #1 : Kumpulan Ragam Warisan Budaya Takbenda Daerah Istimewa Yogyakarta. 2018. Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta : Yogayakarta, hlm. 12-20.