Festival Permainan Rakyat Meriahkan HUT Kota Yogyakarta 265

Menyambut  HUT Kota Yogyakarta yang  ke 265, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) menyelenggarakan Festival Permainan Rakyat.

Permainan rakyat adalah salah satu bentuk permainan anak – anak, yang berbentuk tradisional dan diwarisi secara turun temurun, serta banyak memiliki variasi. Sifat atau ciri dari permainan tradisional yaitu, sudah tua usianya, tidak diketahui asal usulnya, siapa penciptanya, dan dari mana asalnya. 

Festival yang digelar 1 hingga 5 Oktober 2021 melibatkan 14 kemantren se-Kota Yogyakarta sebagai partisipan. Mereka mengirimkan video karya permainan rakyat kepada Dinas Kebudayaan (Khunda Kabudayan) Kota Yogyakarta. 

Video ditayangkan pada chanel Youtube Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta. Netizen juga diberi kesempatan berpartisipasi dalam menentukan juara favorit melalui like dan komentar pada setiap video. 

Hasil penjurian menempatkan Kemantren Kraton sebagai penampil terbaik petama dengan permainan “Cublak-Cublak Suweng & Balap Karung”. Disusul Kemantren Mantrijeron sebagai penampil terbaik kedua dengan permainan rakyat “Ancak-Ancak Alis”, serta Kemantren Kotagede sebagai penampil terbaik tiga dengan permainan rakyat “Ula-Ulanan & Dingklik Oglak Aglik”. Adapun untuk Penampilan Favorit berdasarkan like terbanyak dari netizen dimenangkan oleh Kemantren Jetis melalui penampilan permainan rakyat ‘’Eling Cilikanku’’.

Penyerahan hadiah kepada para penampil terbaik dilakukan (Selasa petang 5/10) di Hotel Harper Malioboro Jl. P. Mangkubumi No.52, Yogyakarta. 

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan), Yetti Martanti, S.Sos., M.M. menyampaikan bahwa permainan rakyat merupakan warisan budaya bangsa dari nenek moyang yang keberadaannya harus dilestarikan. Keberadaan dolanan atau permainan tradisional saat ini bisa dikatakan mengkhawatirkan dan hampir terlupakan. Kecanggihan tekhnologi terlebih dengan keberadaan gadget membuat anak-anak ataupun remaja enggan bermain permainan tradisional dan lebih memilih melakukan aktifitas apapun secara online.

Wakil Walikota Yogyakarta Drs. Heroe Poerwadi, M.A yang juga hadir pada kesempatan itu menyampaikan bahwa permainan rakyat adalah tradisi budaya yang bagus sekali. Permainan rakyat merupakan salah satu aset budaya yang menjadi ciri khas kebudayaan suatu bangsa,  dan mengandung nilai-nilai pendidikan karakter. Pemerintah harus turut menyediakan ketersediaan ruang publik, karena permainan rakyat dimainkan oleh anak-anak membutuhkan ruang dan tempat untuk bermain. 

Heroe juga menambahkan, bahwa agenda ini seiring dengan peringatan HUT Kota Yogyakarta ke 265 yang mengusung tagline Tanggap, Tuwuh dan Tanggon. Tanggap berarti merespon dengan tanggap situasi yang terjadi. Kejadian pandemi Covid-19 jangan sampai menghambat kita untuk berkreasi dan melestarikan kebudayaan.