Pengenalan Wayang Melalui Film Animasi “Gathutkaca”
Memberikan pembelajaran wayang secara kreatif kepada anak dan remaja melalui film animasi “Gathutkaca” diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta (Senin-Selasa, 20-21 Juni 2022) bertempat di Science Theater Taman Pintar Yogyakarta.
Pengenalan Wayang ini diikuti oleh 50 peserta kategori anak dan remaja usia 8 – 15 tahun. Agenda kegiatan dikemas dengan cara menarik dan interaktif. Selain melalui pemutaran film animasi “Gathutkaca”, juga terdapat permainan seru. Anak-anak diajak memainkan wayang, mengenal tokoh, dan mencoba pertunjukan wayang.
Acara ini dipandu oleh MC Febri Setiawan serta menghadirkan 3 narasumber yang merupakan seniman atau pegiat budaya khususnya wayang dan pedalangan di Yogyakarta. Ketiganya yaitu Elisha Orcarus Allasso, Fani Rickyansyah, dan Bayu Aji Nugraha. Mereka mengajak peserta bermain game untuk mengenal tokoh-tokoh serta kisah dan karakter wayang. Game tersebut dilakukan dengan cara menebak tokoh wayang yang tergambar di masing-masing flash card yang dibagikan agar mereka lebih mudah mengenal dan mengingatnya. Harapannya agar membangkitkan minat, kreatifitas serta kecintaan mereka terhadap kesenian wayang.
Kepala Bidang Warisan Budaya Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Susilo Munandar, S.T., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pengembangan implementasi nilai-nilai luhur budaya untuk tercapainya kelestarian wayang di Kota Yogyakarta yang dimulai dari usia anak dan remaja.
“Kami menyasar masyarakat khususnya penggemar wayang yang tergolong anak dan remaja di Kota Yogyakarta, dengan cara memberi edukasi serta menyampaikannya secara kekinian dan mudah diterima oleh peserta yang notabene termasuk dalam generasi Z,” Jelas Susilo.
Kepala Seksi Warisan Budaya Tak Benda Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Bernadetta H. Kuncari, S.E., menambahkan bahwa kegiatan ini selain sebagai bentuk dukungan terhadap para seniman wayang untuk terus berkarya dan melestarikan kesenian wayang yang ada di Kota Yogyakarta, juga untuk memberikan edukasi tentang filosofi dan nilai-nilai kehidupan yang berkarakter kepada anak dan remaja.
Kegiatan ini juga bertujuan agar tercipta regenerasi pelestari kesenian wayang maupun pedalangan di Kota Yogyakarta. Di akhir agenda dibentuk forum komunikasi anak dan remaja pecinta wayang Kota Yogyakarta yang diketuai oleh Zahran Nafis Puasa. Selain pembentukan forum tersebut juga menunjuk duta dalang anak sebanyak 5 (lima) orang, mereka adalah Adimas Alby Ersani Widyaputra, Rafael Windrasto Satrio Adhi, Ivo Lanta Sang Kesawa, Zahra Nafis Puasa, dan Keefe Juris Privian.
Sementara orang tua peserta, Setya Budi Astanto, M.Sn, menyampaikan rasa senangnya atas penyelenggaraan agenda pengenalan wayang yang dikemas dengan cara menarik dan tidak membosankan.
“Kedua anak saya Madhawa Wicesa Swastia (15th) dan Malia Kenessa Swastia (13 th) sangat antusias ketika mendengar ada agenda ini. Saat mereka saya tawari untuk ikut, mereka setuju dan bersemangat mengikuti hingga tuntas,” ujar Dosen ISI Yogyakarta ini.
Menurutnya agenda ini selain memberikan pembelajaran budaya bagi anaknya, sekaligus penanaman nilia-nilai kebaikan sebagaimana pesan yang terkandung pada cerita wayang yaitu, nilai kebenaran, kejujuran, kepahlawanan, dsb. (dona)