Pra acara Festival Sastra

Setelah berhasil menggelara Festival Sastra di tahun 2021 lalu bertema Hanacaraka, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Kembali menghelat Festival Sastra Yogyakarta 2022 pada bulan November. Di tahun ini Festival Sastra akan mengusung tema Mulih.  Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan)  beberapa instansi dan sastrawan di Kota Yogyakarta.

Jika di tahun kemarin rangkaian festival sastra digelar secara daring lewat kegiatan seperti Bincang Sastra, Drama Musikal Hanacara, dan Pemutaran Film Gegaraning Akrami, ditahun ini festival sastra akan digelar secara luring dengan lebih meriah dengan kegiatan-kegiatan yang lebih meriah dan variatif.

Rangkaian Festival sastra akan diselenggarakan mulai dari tanggal 6 – 13 November di beberapa titik lokasi di Kota Yogyakarta seperti Regol Barat Kepatihan, Teras Malioboro 2, Radio Widoro, Gramedia Sudirman, Pasar Bringharjo, Taman Pintar, dan Pasar Buku Shopping Yogyakarta. Masyarakat kota Yogakarta dapat menikmati berbagai sajian bentuk sastra seperti pembacaan dan musikalisasi puisi, lantunan tembang macapat, geguritan, cerkak, dan pameran manuskrip di festival ini.

Adapun Festival Sastra tahun ini akan dimeriahkan oleh beberapa sastrawan, pelaku seni, komunitas sastra, dan penampilan khusus dari buruh gendong Pasar Bringharjo. Karya-karya sastra dari berbagai sastrawan dikurasi dan dikemas dalam tampilan yang apik untuk meramaikan kegiatan ini.

Untuk membuka festival ini, akan dihelat Panggung Sastra yang berlokasi di Regol Barat Kepatihan pada Minggu (06/11) pukul 19.00-22.00 WIB. Kemudian selama tujuh hari ke depan akan diselenggarakan even-even yang menyemarakan festival ini seperti Angkringan Puisi, Radio Sastra, Pameran Sastra Jawa dan Talkshow, Sastrastri, Sastra Anak, Sastra Liyan, Workshop Menulis, Kampung Aksara, dan Gerbong Sastra.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti S,Sos.M.M menyampaikan dalam penyelenggaraan Festival Sastra tahun ini, pihaknya mencoba menyajikan sebuah tampilan kolaborasi sastra dari berbagai lapisan baik dari elemen sastra Jawa maupun sastra Indonesia dari berbagai sudut pandang.

Salah satu sudut pandang yang diambil adalah tentang keterlibatan perempuan dalam dunia sastra melalui Sastrastri. Sastrastri menyajikan sbeuah program Talkshow Sastra membahas isu perempuan, profesi perempuan di dunia modern dan pemosisian perempuan dalam dunia sastra. Hal yang unik dari program Sastrastri adalah keterlibatan Buruh Gendong yang akan unjuk diri membacakan puisi.

       Yetti menngungkapkan buruh gendong merupakan representasi nyata dari emansipasi perempuan di masa kini. Pekerjaan ‘gendong’ yang biasanya identic sebagai pekerjaan laki-laki, mampu dilakukan oleh mereka untuk membantu suami memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka merupakan anomaly dari sebuah stigma di masyarakat tentang peran perempuan yang hanya sebatas kanca wingking di mana mengurusi urusan dapur, Kasur dan sumur.

       “Sastrastri merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan semua perempuan dari berbagai latar belakang untuk memahami eksistensi perempuan dari beragam perspektif khusunya bidang sastra,” tambah Yetti.

“Untuk menyemerakaan Festival Sastra tahun ini, kami bekerjasama dengan Gramedia, Museum Sonobudoyo, PT Kerata Api Indonesia, dan beberapa Radio di Yogyakarta. Tujuannya agar gelora sastra di Yogyakarta dapat tersampaikan ke seluruh lapisan masyarakat khususnya di Kota Yogyakarta”, ujar Yetti saat ditemui di ruang kerjanya.

Pihaknya menambahkan, sastra, adalah media yang berperan penting dalam membangun budaya dan citra bangsa. “Dengan sastra, keresahan dari masyarakat dapat tersampaikan, menjadikan seseorang kritis namun tetap menjaga kesantunan. Maka, tak salah jika sastra ini mesti mendapat tempat di hati setiap insan di bumi”, tegasnya.

Festival Sastra Yogyakarta tahun 2022 diharapkan dapat menciptakan sebuah romansa Yogyakarta sebagai sebuah kota yang selalu punya cara membawa pengunjungnya ingin kembali. Sudut-sudut lokasi yang dipilih dalam rangkaian festival ini menjadi obat kerinduan pada kota ini. Goresan puisi yang tetulis dapat menggambarkan keanekaragaman sejarah dan budaya yang tersimpan disini. Festival Sastra Yogyakarta akan menciptakan sebuah suasana di Jogja yang selalu menghadirkan kenangan tertinggal, menjadikan kita sebagai bagian dan satu ikatan yang saling merindu atau mengukir sebuah cerita baru.