Dongeng dan Kreasi Wayang Warnai Festival Sastra Yogyakarta 2024

YOGYAKARTA – Sebanyak 30 anak di bawah usia 12 tahun tampak antusias mengikuti sesi Dongeng Imaji: Ngrakit Wayang Saka Sampah, salah satu rangkaian Festival Sastra Yogyakarta 2024. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Asoka, Taman Budaya Embung Giwangan, pada Sabtu (30/11/2024), ini menghadirkan Pramunditya Ahimsa Untoro, atau akrab disapa Tio, sebagai pendongeng utama.

Tio, dalang cilik berbakat, berhasil memukau anak-anak dan orang tua yang mendampingi. Dengan wayang sebagai alat peraga, ia bercerita tentang kisah Sang Tutuka sambil mengenalkan berbagai bahan pembuatan wayang.

"Wayang bisa dibuat dari kulit sapi, kerbau, atau kambing. Ada juga kreasi unik dari limbah, seperti botol air mineral dan dedaunan," kata Tio, yang menimba ilmu mendalang di Kundha Kabudayan Kota Yogyakarta.

Mengasah Kreativitas dan Kesadaran Lingkungan

Usai mendengarkan dongeng, peserta diajak membuat wayang dari rumput dan dedaunan. Aktivitas ini bertujuan menumbuhkan kreativitas anak serta memperkenalkan pemanfaatan limbah sebagai upaya mengurangi sampah.

Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Ismawati Retno, mengapresiasi antusiasme para peserta. "Melalui kegiatan ini, kami tidak hanya ingin mengenalkan sastra tradisional, tetapi juga menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini. Ini sejalan dengan tema Festival Sastra Yogyakarta 2024, yaitu SIYAGA, yang mengusung nilai kesiagaan budaya dan lingkungan," ungkapnya.

Dengan berbagai kegiatan inovatif, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta berharap sastra dan seni tradisional terus hidup dan relevan di tengah masyarakat modern, sekaligus membangun kesadaran kolektif akan pentingnya pelestarian budaya dan lingkungan.