Tetenger Akademi Militer Yogyakarta
Tetenger Akademi Militer Yogyakarta terletak di depan SMA BOPKRI 1, Jl. Wardhani Nomor 2 Kotabaru, merupakan tanda bahwa di tempat itu pernah terjadi peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Letaknya yang persis di pertigaan jalan, membuat tetenger ini sangat mudah diketahui oleh orang yang melewatinya, Tetenger akdemi militer ini merupakan tetenger untuk memperingati bahwa di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta dahulunya merupakan tempat Akademi Militer pertama di Indonesia.
Tetenger ini memiliki bentuk sederhana, yaitu terdapat batu besar dan di belakangnya terdapat relief perjuangan. Ketika melihat dari depan maka akan terlihat batu besar berwarna hitam dan pada alas kompleks tetenger didominasi warna abu-abu dari batu marmer. Pada bagian batu tedapat tulisan yang menyebutkan bahwa salah satu kadet militer akademi gugur dalam perjuangannya di Plataran pada 24 Febuari 1949. Namun, tidak ada keterangan tentang nama kadet yang gugur. Di kaki batu terdapat prasasti peresmian tetenger, yaitu tanggal 11 November 1976 oleh Gubernur Akabri Udarat, Mayor Jenderal TNI Wiyogo Atmodarminto.
Pada bagian belakang batu besar terdapat dinding yang memiliki relief perjuangan dan di bagian kanan serta kirinya terdapat tulisan keterangan. Di ujung sebelah kiri dinding terdapat tulisan yang meunjukkan keterangan pembangunan gedung Akademi Militer.. Gedung Akademi Militer secara resmi dibuka pada tanggal 31 Oktober 1945 oleh Kepala Staf Tentara Keamanan Rakyat (TKR) ketika itu, yaitu Letnan Jendral Oerip Sumohardjo. Keterangan lain pada ujung sebelah kiri adalah para kadet (taruna) telah ikut berrjuang selama revolusi fisik dan selama proses perjuangan tersebut tercatat 21 orang alumni dan kedet telah gugur.
Pada ujung sebelah kanan terdapat keterangan tentang monument perjuangan taruna. sedangkan pada bagian tengah terdapat relief tentang perjuangan yang menggambarkan proses perjuangan sosok Oerip Sumohardjo. Jika dilihat secara seksama relief itu menggambarkan banyak hal, selain sosok Oerip Sumohardjo dan perjuangan, terdapat gambaran mengenai latihan baris berbaris, pelatihan kemiliteran dan latihan bertempur. Suasana lain yang digambarkan dalam relief adalah keterlibatan para kadet dan alumni dalam pertempuran guna mempertahankan kemerdekaan Indonesia.