Sejarah gedung
Jendral Sudirman menjadi salah satu pahlawan yang cukup gigih dalam melawan penjajah. Startegi perangnya yang cerdik dan tidak mudah di tebak lawan menjadikannya Pahlawan Nasional yang mengantarkan Indonesia di masa kemerdekaannya dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Tak salah jika kini kediamannya di gunakan sebagai museum untuk mengenang segala perjuangan dan cerita kehidupannya. Seperti apa sejarah museum Jendral Sudirman? Berikut penjelasannya. Baca penjelasan tentang museum Banten Lama.
Sejarah Museum Jenderal Sudirman
Museum Jendral Sudirman awalnya merupakan kediaman Jendral Sudirman. Museum ini lebih sering di kenal dengan nama Museum Sasmiraloka yang dalam bahasa Jawa memiliki arti yaitu untuk mengenang atau mengingat. Sebelum di jadikan rumah kediaman, pada masa penjajahan Belanda bangunan tersebut di gunakan untuk rumas dinas pejabat keuangan yang dulu di pimpin oleh Puro Paku Alam VII. Kemudian setelah Indonesia merdeka lah rumah ini di alihfungsikan menjadi kediaman Jendral Soedirman. Baca juga tentang tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia.
Banyak cerita sejarah yang di simpan oleh bangunan tersebut sebelum di resmikan menjadi museum sampai sekarang. Pada masa Agresi Militer II, Gedung ini di gunakan oleh Belanda untuk di jadikan markas informasi. Setelah perang selesai, pada tanggal 27 Desember 1949 tempat ini kemudian di serahkan kepada Indonesia untuk di jadikan Markas Komando Militer Yogyakarta. Seiring berjalannya waktu dan pergantian kepemimpinan, gedung ini kemudian di gunakan sebagai asrama Resimen Infanteri dan juga asrama para penderita cacat. Setelah beberapa waktu kemudian, di tahun 1968 gedung di alihfungsikan lagi menjadi Museum Agkatan Darat dalam pada 17 Juni 1968 hingga 30 Agustus 1982.