Melanjutkan semangat berkesenian dari tahun sebelumnya, pada 2019 Yogyakarta kembali menggelar acara tahunan Festival Kesenian Yogyakarta yang secara resmi mengusung nama baru menjadi ‘Festival Kebudayaan Yogyakarta’ dengan tema ‘Mulanira’. Perubahan nama ini disandarkan pada kekayaan budaya Yogyakarta yang senantiasa hadir dan tumbuh di tengah masyarakat, di mana kesenian, keberagaman, serta warisan nilai-nilai luhur lainnya secara konsisten ‘membudaya’ dalam keseharian masyarakat Yogya. Selain itu, pemberian nama ini juga diharapkan mampu memfasilitasi sekaligus memberi ruang bagi pengembangan kekayaan budaya yang ada di wilayah DIY.

Sementara itu makna ‘Mulanira’ sendiri ialah ruang, ragam dan interaksi. Berdasarkan paparan Paksi Raras Alit, Ketua Umum FKY 2019, kata ‘Mulanira’ diambil dari bahasa Jawa Kuno yang berarti wiwitan, mulanya, pada mulanya dan yang pertama. Usungan tema tersebut diharapkan mampu merepresentasikan awal yang positif dari FKY, sekaligus mengajak masyarakat untuk membaca kembali kebudayaan Yogyakarta sebagai ruang, yang mana di dalamnya terdapat keragaman sekaligus interaksi berbagai budaya yang membentuk Yogyakarta.

Gambar 1. Penampilan Musik Rajiv dengan judul “Gamelis Gamler”

Acara tahunan yang diprakarsai oleh Pemerintah Provinsi D.I Yogyakarta ini digelar selama bulan Juni sampai Juli dengan pusat kegiatan di Kampung Matraman Jalan Ringroad Selatan, Jln. Glugo No. 93,  Panggungharjo, Sewon, Bantul, DIY. Seremonial FKY 2019 dibuka langsung oleh Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik, Drs. Umar Priyono, M.Pd yang diamanahi untuk mewakili Gubernur DIY pada 4 Juli 2019 pukul 16.00 di depan eks-Gedung KONI, Pangurakan, atau selatan kawasan titik 0 Kilometer Yogyakarta.

Gambar 2. Penampilan Ketoprak komedi dengan judul “Ora Empan Papan”

Kemeriahan FKY 2019 dibuka dengan karnaval seni dan budaya pada hari yang sama, dengan dua titik pemberangkatan peserta karnaval; Alun-alun Sewandanan Pakualaman dan Gerbang Barat Kantor Gubernur DIY. Peserta dari dua titik tersebut akan bertemu di 0 km dan melintasi panggung kehormatan di Pangurakan dan berakhir di Alun-alun Utara. Karnaval ini diikuti oleh 33 kontingen dengan total peserta mencapai 3000 orang. Peserta karnaval sendiri berasal dari berbagai kelompok seni, sanggar, dan desa budaya yang berada di wilayah DIY dengan jumlah peserta mencapai sekitar 2000 orang.

Gambar 3. Penampilan tari dari Judul “Tari Konteporer Pulung”

Adapun beragam seniman Yogyakarta dari berbagai elemen yang akan tampil menghibur masyarakat dalam FKY 2019 adalah Musik Rajiv, Ketoprak Komedi, Alin, Tari Tiar, Tari Kontemporer Pulung, serta Wayang Wong, dan Sendratari. Selain itu terdapat pula side event yang dilaksanakan di beberapa tempat berbeda di antaranya di Museum Sonobudoyo, Pendhapa Art Space, Museum Dewantara Kirty Griya, serta beberapa lokasi lainnya selama periode FKY 2019 berlangsung.

Pemerintah Kota Yogyakarta berharap penyelenggaraan FKY bukan sebatas forum unjuk kebolehan diri dan kesenian semata, namun lebih dari itu, mampu menjadi stimulasi seluruh pihak untuk mengeksplor dan menggali segenap potensi kebudayaan yang dimiliki D.I Yogyakarta.