PADEPOKAN OLAH SENI KOTHEKAN KENDHALI ROSO

Kelembagaan

Tanggal Berdiri                           : 9 Juli 2011

Jumlah Anggota                          : 30

Jenis Kebudayaan

Nama Kelompok Kesenian       : Kesenian

Nama Kesenian                          : Seni Musik Tradisional

Data Kelompok Kebudayaan

Nama Ketua                                : ABDON ISSRI SURMUDJARNO SWANTO

Alamat Sekretariat

Nama Jalan

:

Jalan Bhayangkara RT 59, RW 12

Kelurahan

:

NGAMPILAN

Kecamatan

:

NGAMPILAN

Email

:

Padepokankendhalirasa@gmail.com

Youtube

:

Feature Kothekan Padepokan Kendhali Rasa

 

Padepokan Olah Seni Kothekan Kendhali Roso berdiri sebagai wadah kegiatan seni dan budaya yang bertujuan untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan seni kothekan/musik bambu dan gejog lesung, serta ikut berpartisipasi dan mendukung peningkatan kepariwisataan Daerah Istimewa Yogykarta, khususnya Kota Yogyakarta, dalam bidang seni budaya tradisional.

Komunitas ini dibentuk untuk mewadahi penuangan aspirasi, gagasan, ide, dan kreativitas warga Yogyakarta dalam seni tradisional yang terpinggirkan dan terabaikan, khususnya seni kothekan dan gejog lesung, untuk bangkit lagi serta bisa berkiprah lebih luas dan nyata dalam mendukung Jogja Istimewa.

Selain itu, Padepokan Olah Seni Kothekan Kendhali Roso juga ingin menjadi ruang edukasi, rekreasi, dan kresi, serta mengembangkan diri dalam berolah seni (seni musik, seni suara, seni joget, seni drama). Pun menjadi tempat dan sarana untuk ngrabuk nyawa, yaitu dengan berkumpul, bergembira, dan bergerak. Dari situlah, diharapkan ada semangat hidup yang lebih tinggi, sehingga terjaga kesehatan lahir dan batin.

Membudayakan slogan SEGORO AMARTA (Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyakarta) dengan nyata dalam bidang seni budaya tradisional, juga memberi contoh kepada masyarakat bahwa tatanan kota bisa disandingkan dengan cara kehidupan pedesaan, gotong royong.

Maka TATA KUTO CARA nDESO menjadi slogan komunitas ini, dengan arti penampilan bergaya kota, namun dalam kegiatan organisasinya berakar pada budaya masyarakat desa yang penuh ikhlas kekeluargaan dan gotong royong tanpa pamrih. Sehingga nilai profit (keuntungan) bukan hal yang penting, namun lebih mengutamakan pelestarian dan pengembangan seni budaya tradisional.

 

Foto-foto kegiatan